PETUNJUK MEDITASI DENGAN METODE HUA-TOU
- INSTRUKSI DARI MASTER HSU YUN (1840-1959)
(Diterjemahkan dari : "The Secrets of Chinese Meditation karya Charles Luk )
(Metode ini biasanya diterapkan dalam retreat-retreat intensif di bawah bimbingan seorang guru yang kompeten. Sangat tidak dianjurkan untuk mencoba melakukan-nya sendiri )
"Jika seseorang bermeditasi dengan metode Hua-Tou,yang paling penting adalah memunculkan suatu keraguan,karena keraguan adalah alat penolong dari metode ini.Misalnya jika seseorang bermeditasi : " Siapa yang menyebut nama Budha berulang-ulang ? ". Setiap orang tahu bahwa dirinya sendirilah yang mengucapkan nama Budha,tetapi ucapan itu dilakukan oleh mulut atau oleh pikiran? Jika mulut yang melakukannya,mengapa pada saat tidur ia tidak dapat melakukannya? Jika pikiran yang melakukannya,seperti apakah pikiran itu? Dan karena pikiran itu tidak dapat diraba,akan muncul suatu ketidakjelasan.Sebagai konsekuensinya suatu perasaan ragu-ragu yang halus akan muncul tentang "Siapa ? " Keraguan ini seharusnya tidak boleh terlalu kasar,semakin halus malah semakin baik. Di Setiap tempat dan waktu keraguan ini harus direnungkan tanpa henti,seperti arus yang terus mengalir,tanpa memberi kesempatan munculnya pikiran kedua. Jika keraguan ini ada terus menerus,jangan sekali-sekali berusaha untuk melupakannya, dan jika keraguan ini hilang,meditator harus memunculkannya kembali. Bagi pemula akan lebih mudah untuk melakukan meditasi Hua-Tou ini di tempat yang tenang. Walaubagaimanapun, jangan sekali-kali berpikir secara diskriminatif, meditator harus mengabaikan pikiran tentang keefektifan dari metode ini dan mengacuhkan pikiran-pikiran baik mengenai ketenangan maupun kebisingan. Jadi meditator harus berlatih dengan kesatuan pikiran."
"Biasanya pemula akan merasakan keraguan yang tingkatnya masih kasar. Keraguan ini cenderung untuk hilang dalam waktu yang singkat dan kemudian muncul lagi dalam tingkatan yang masih kasar. Kadang-kadang pemula mengetahui adanya keraguan tersebut dan kadang-kadang ia tidak mengenalnya sama sekali. Hal seperti ini bukanlah keraguan yang saya maksud, karena mungkin saja ini muncul hanya dari hasil proses berpikir biasa. Pada saat pikiran yang mengembara secara bertahap dapat dikendalikan, seseorang akan mampu mengurangi proses berpikir tersebut dan baru hal itu dapat disebut bermeditasi "hua-tou". Lebih jauh lagi,secara bertahap seseorang akan memperoleh pengalaman-pengalaman selama latihan dan mereka tidak perlu lagi berusaha memunculkan keraguan mereka, karena keraguan itu akan selalu muncul secara otomatis. Sesungguhnya pada saat-saat awal tidak ada metode yang lebih efektif lagi dibandingkan dengan berusaha menghentikan semua pikiran khayal. Ketika keraguan yang sesungguhnya selalu muncul dengan sendirinya,hal ini baru dapat disebut latihan yang sejati. Pada momen ini seseorang telah berada pada tahap yang kritis karena ia akan begitu mudahnya untuk keluar dari jalur."
"Pertama kali,akan muncul momen dimana seseorang mengalami kesucian dan ketenangan yang tiada batas dan jika orang tersebut tidak waspada, ia akan terjatuh dalam kondisi kelembaman. Jika ada seorang guru yang kompeten,dia akan melihat dengan jelas kondisi tersebut dan akan memukul meditator dengan tongkat dengan tujuan untuk menghilangkan kelembaman yang membingungkan, dan banyak dari praktisi yang menyadari kesunyataan setelah mengalami peristiwa tersebut."
"Yang kedua, ketika tahap kesucian dan kekosongan muncul, dan pada saat yang bersamaan keraguan juga ikut hilang, meditator akan seperti pohon layu, tanpa kehidupan dan seperti batu yang tidak dapat dicuci oleh air. Ketika seseorang mencapai tahap ini, ia harus dengan segera membangkitkan keraguan-nya lagi dengan diikuti kesadaran akan kondisi ini. Sadar akan kondisi ini berarti terbebas dari ilusi dan ini disebut kebijaksanaan. Perenungan akan kondisi ini akan menghapus semua kebingungan. Kesatuan pikiran akan terus bersinar,dan dalam kesunyataan yang tidak terusik ini pemahaman spiritual akan muncul seperti asap yang muncul terus dari api yang menyala. Ketika tahap ini tercapai seseorang harus memiliki kebijaksanaan yang tidak termusnahkan dan harus mampu bertahan untuk tidak bermain lagi dengan semua bentuk-bentuk khayalan. Jika seseorang mencapai tahap ini seseorang dapat dengan mudahnya menambahkan kepala lain (pengaruh-pengaruh eksternal) di atas kepala yang lain(hakekat sejati)."
"Dulu,ketika seorang Bhiksu bertanya kepada Master Chao-Chou : "Apa yang harus dilakukan ketika tidak ada apa-apa lagi yang terdapat dalam diri ini?" Chao-Chou menjawab : "Letakkan di luar." Bhiksu itu berkata : "Apa yang harus saya letakkan,jika saya tidak membawa apa-apa dalam diriku?" Chao-Chou membalas: "Jika kamu tidak dapat meletakkannya, coba bawa keluar !!". Kondisi seperti ini tidak dapat diekspresikan dalam kata-kata, seperti seseorang yang minum air,hanya dia sendiri yang tahu apakah air itu dingin atau hangat, dan hanya orang yang telah mengalami langsung kondisi ini yang akan mengetahuinya dengan jelas.